Monday, April 12, 2010

1st Comic "KOMBO"


Inilah komik pertamaku yg dibuat untuk UTS Makul Comic&Storyboard Making.
Mohon kritik dan sarannya yaa...thanks:)



COVER





HAL.1

HAL.2

HAL.3

HAL.4

HAL.5

HAL.6

HAL.7

HAL.8

HAL.9

HAL.10



Storyline

Di sebuah desa di Jawa Timur, ada seorang pemuda bernama Komang. Kira – kira umurnya 12 tahun. Karena hanya sekolah sampai kelas 3 SD, Komang setiap harinya bekerja di sawah milik ayahnya. Ia memang anak yang rajin, tetapi ia susah untuk menangkap omongan orang lain, alias “lemot”.

Hari ini ia disuruh untuk menanam jagung oleh ayahnya, tetapi yang dibawanya adalah bibit padi. Namun, ia tidak menyadarinya. Kemudian, saat mulai menanam kaki Komang menginjak batu yang berlumpur sehingga ia jatuh terpeleset. Sambil kesakitan ia berusaha bangun dan melanjutkan pekerjaannya. “Nasib..nasib..Malang tenan nasibku..”, katanya sambil menghela nafas panjang.

Tak terasa matahari sudah meninggi dan saatnya Komang beristirahat. Ibunya memanggil dari gubug dan menyuruhnya makan. Tak lupa sebelum makan Komang mencuci tangannya di aliran air irigasi. Saat makan, tiba – tiba “KLOTAG!!!”. Ternyata ada kerikil di dalam tempe goreng yang membuat gigi Komang kesakitan.

Ketika hari mulai petang, Komang pulang sendirian melewati hutan pohon jati. Saat berjalan ia mendengar ada suara di balik semak – semak, tetapi tak dihiraukan. Ia melanjutkan perjalanan. Kemudian, dari balik semak itu muncullah seorang anak lelaki sepantarannya yang agak aneh. “Aku mau makananmu!!”, kata anak itu sambil menunjuk singkong yang dibawa Komang. Karena penglihatan Komang kurang baik saat hari mulai gelap, ia tidak begitu jelas melihat wajah anak tersebut. Ketika ditanyai namanya, anak itu hanya geleng – geleng saja. Komang pun memberinya nama Mambo karena rambutnya yang sedikit kribo.

Mambo berasal dari Nusa Tenggara. Ia tinggal di hutan karena terpisah dari keluarganya akibat gempa. Ia akhirnya diangkat saudara oleh Komang. Namun, Mambo terkadang masih menganggap Komang sebagai orang asing sehingga ia bersikap kasar.

Suatu saat Mambo mengajak Komang untuk berburu di hutan. Komang belajar memanah dan menombak. Mereka berdua ini sama – sama agak bloon. Contohnya, pada saat Komang mau memanah ia salah memasang anak panah. Ketika Mambo hendak memanah seekor burung, ia salah sasaran sehingga panahnya menancap di pantat Komang. Selain itu, ada pula kejadian konyol yang mereka lakukan ketika menombak ikan di sungai. Karena terbiasa memegang alat cangkul, Komang menusukkan tombak kayu sampai ujungnya patah atau ia melempar terlalu jauh dan tombak itu hanyut.

Begitulah kehidupan mereka sehari – hari. Mereka semakin akrab dan memiliki tali persaudaraan yang kuat. Mereka pun saling menghargai meskipun berbeda SARA.


Script

Halaman 1

· Panel 1

Komang disuruh menanam jagung oleh ayahnya. Setting rumah. Medium shot. Eye level.

Ayah : “Mang, nanti di sawah nanam jagung ya!”

Komang : “Iya, Pak.”

· Panel 2

Komang berangkat ke sawah. Setting jalan. Long shot. Eye level.

Komang sedang berjalan sambil bersiul.

· Panel 3

Ketika sampai di sawah dan mulai menanam. Setting sawah. Close up. Low angle.

Kaki Komang menginjak batu dengan pose akan jatuh.

Komang(berteriak): “Waaaa...”

· Panel 4

Komang jatuh terpeleset. Setting sawah. Close up. Low angle.

Pantat Komang yang jatuh ke tanah.

· Panel5

Komang mengeluh. Setting sawah. Medium shot. Eye level.

Komang : “Duh, sakit e bokongku.. Huhuhu..”

· Panel 6

Saatnya makan siang. Setting gubug. Medium shot. Eye level.

Ibu : “Mang, mangan sek!!”

· Panel 7

Komang cuci tangan. Setting perairan dekat sawah. Close up. Eye level.

Tangan komang yang sedang dibersihkan.

· Panel 8

Mulai mengunyah makanan dan terdengar suara aneh. Setting gubug. Close up. Eye level.

Wajah Komang ketika pertama mengunyah dan saat terdengar bunyi “KLOTAG!!”

Halaman 2

· Panel 9

Ternyata ada kerikil di tempe goreng. Setting gubug. Close up. Eye level.

Tangan Komang yang memegang kerikil.

· Panel 10

Hari mulai petang. Setting sawah. Long shot. Eye level.

· Panel11

Komang pulang. Setting hutan. Medium shot. Eye level.

· Panel 12

Komang mendengar suara dari balik semak – semak. Close up. Eye level.

Komang : “Suara apa itu ya?!?”

· Panel 13

Muncul seorang anak laki-laki. Medium shot. Eye level.

Anak laki: “Heh!! Serahkan makananmu!!”

· Panel 14

Komang bingung dan agak kaget. Medium shot. Eye level.

Komang: “Enak aja. Kamu siapa?”

· Panel 15

Mambo diam saja, dia sedang berpikir siapa namanya. Close up.

· Panel 16

Mereka berdua jalan bersama ke rumah Komang. Medium shot.

Mambo: “Aku lupa namaku.”

Komang: “Hmm, kupanggil Mambo aja ya? Yuk ikut aku ke rumah!!”

Halaman 3

· Panel 17

Mambo dikenalkan ke Ayah dan Ibu. Setting di rumah. Medium shot.

Komang: “Pak, Bu, ini Mambo. Tadi aku ketemu dia di hutan. Kasihan, dia nggak punya keluarga.”

· Panel 18

Makan malam bersama. Setting di rumah. Long shot.

Ayah: “Asalmu mana? Keluargamu di mana semua?

Mambo: “Saya dari NTT, tapi daerah kami terkena gempa, dan saya terpisah dari keluarga.”

Ibu: “Kasihan ya, Pak.”

· Panel 19

Komang: “Iya, aku memang sudah menganggap Mambo seperti adikku.”

· Panel 20

Mambo mempunyai pikiran iseng. Close up.

Mambo: “Hihihihi..”

· Panel 21

Mambo mengambil tempe goreng Komang. Close up. High angle.

Tangan Mambo yang sedang memindahkan tempe goreng ke piringnya

· Panel 22

Komang mencubit gemas pipi Mambo. Medium shot.

Komang: “Mambooo... Nggak boleh tauuu..”

Halaman 4

· Panel 23

Pagi hari. Mambo membangunkan Komang yang sedang tidur. Log shot.

Mambo: “Mang, Komang.. Woiii!! Bangun, bangun..”

· Panel 24

Komang hanya menguap. Close up. Wajah Koang sedang menguap.

· Panel 25

Tiba-tiba “PLAAKKK”. Tangan Komang menyambar ke wajah Mambo. Close up. Tangan Komang di Wajah Mambo.

· Panel 26

Mambo pun kesal. Medium shot.

Mambo (hanya membatin): “Awas kamu ya!! Grrr..”

· Panel 27

Komang bangun dan tak sadar tangannya telah menampar wajah Mambo. Long shot.

Komang: “Hhhoaamm”

Halaman 5

· Panel 28

Komang keluar dari kamar dan bertemu Mambo yang mau pergi. Long shot.

Mambo: “Aku mau pergi main ke hutan dan menangkap ikan di sungai. Kamu mau ikut nggak??”

Komang: “Ayo, ayo..!! Aku mau ikut. Nanti ajarin aku berburu dan menangkap ikan ya.”

Halaman 6

· Panel 29

Mambo sedang mengajari Komang memanah. Medium shot. Setting hutan.

Mambo: “Perhatikan baik – baik ya!”

· Panel 30

Komang tak sabar untuk mencoba. Medium shot.

Komang: “Sini – sini aku mau coba.”

· Panel 31

Anak panah nyasar ke pantat Mambo. Medium shot.

Mambo (berteriak kaget): ”Aauuuwww..”

Halaman 7

· Panel 32

Mambo sangat kesal dengan Komang. Close up.

Mambo: “ARRGGGHHH...Komaaaanng!”

· Panel 33

Komang pun kaget dan bingung. Close up.

Komang: “Aduh, mampus.”

· Panel 34

Mambo pergi meninggalkan Komang. Long shot.

Komang: “Hei, Mambo kamu mau ke mana?”

Mambo (sambil bercanda): “Hmm.. ke hatimu.”

Halaman 8

· Panel 35

Mereka mau menangkap ikan. Long shot. Setting sungai.

Mambo: “Jyaaaahh!! Kena..”

Komang: “Wah, itu ikannya besar sekali.”

Halaman 9

· Panel 36

Komang menancapkan kayunya ke sungai. Close up.

Komang: “Kena

· Panel 37

Kayunya patah. Medium shot.

Komang: “Lah ilah..Koq malah patah to? Piye iki?”

· Panel 38

Mambo menertawakan Komang. Medium shot.

Mambo: “Sok-sokan sih..Hahahahaha.”

· Panel 39

Komang malu. Close up.

Komang: “Hehehehe... Biarin.. Weekk”

Halaman 10

· Panel40

Mereka pulang ke rumah. Sore hari. Setting jalan di hutan. Long shot.

Komang: “Aduh, pelan-pelan jalannya. Mataku kecolok daun!!”

Mambo: “Hahaha.. Kasihan. Ya udah, kita pulang yuk!! Aku laper.”

· Panel 41

Cerita habis dan bersambung. Close up. Wajah Komang dan Mambo

Komang dan Mambo: “Tunggu kisah kami selanjutnya ya.”

1 comment:

  1. Oooh, gini toh cara comment.. Hohohoho, baru tahu.. :p

    Lucu sih komiknya, gak jelass..! Hihihihi..
    Banyak body language n ekspresi2 karakter yg aneh2 dan "Apaan dah maksudnya??" banget.. Hahaha..
    Penasaran lanjutannya ni, ayo, cepat dirilis..! ;)

    ReplyDelete